Sejarah UKKB Unair
Awal terbentuk
Pada waktu kuliah Agama Buddha yang pertama pada tahun ajaran 1996/1997 tercetus ide untuk membentuk suatu organisasi formal Buddhis di lingkungan Universitas Airlangga. Pembentukan organisasi tersebut dipandang perlu mengingat selama ini belum ada suatu koordinasi yang baik antar sesama mahasiwa Buddhis di kampus. Biasanya mereka Cuma mengikuti kuliah Agama Buddha, ujian, dapat nilai, lalu kemudian menempuh jalan sendri-sendiri tanpa ada rasa solidaritas dan kepedulian terhadap kemajuan organisasi Buddhis dan Buddha Dhamma.
Setelah itu diputuskan untuk melaksanakan rapat pembentuka organisasi yang dimaksud dan sekaligus membentuk pengurusnya pada kuliah Agama Buddha berikutnya, tepatnya tanggal 13 September 1996. panitia kecil, yaitu tim Lima ( Markos P. , L. Ceniawati M.B., Susan T.W., Ge Cing Yong, dan Oktaviani), dibentuk untuk mengkoordinasi rapat tersebut. Semua I angkatan diundang untuk hadir. Pada rapat tersebut disetujui nama organisasi yang dimaksud adalah Unit Kegiatan Kerohanian Buddha Universitas Airlangga (UKKB UNAIR) dengan nama lain Keluarga Mahasiswa Buddhis Airlangga (KMBA). Dan tanggal 13 september 1996 ditetapkan sebagai hari berdirinya UKKB UNAIR.
Kepengurusan pertama yang tebentuk adalah Susan T.W. (Akuntansi 95) sebagai ketua, Ge Cing Yong (Akuntansi 96) sebagai wakil ketua, Meliana (Farmasi 95) sebagai sekretaris, dan L. Ceniawati M.B. (Hukum 95) sebagai bendahara, serta koordinator-koordinator seksi a.l. Oktaviani (IESP 96), Roni H.W. (Akuntansi 96), Christine Ernawati (Farmasi 95), dan Bayu D.T.( Manajemen 96). Sebagai penasehat dipilih Markos (Manajemen 94) dan Iwan K. (Farmasi 92). Dengan pembina sementara dosen Agama Buddha, yaitu Pdt Khemawati.
Rangkaian Kegiatan
Kegiatan yang pertnama kali dilakukan oleh kepengurusan yang pertama adalah konsolidasi internal dengan cara pendataan mahasiswa Buddhis di Universitas Airlangga. Pada waktu itu terkumpul data sekitar 35 mahasiswa. Kegiatan eksternal yang dilakukan adalah mengenalkan UKKB UNAIR kepada UKKB universitas/ institut/ sekolah tinggi lainnya di Surabaya.
Program utama yang dilakukan kepengurusan pertama ini adalah mengusahakan turunya SK dari pihak rektorat agar UKKB UNAIR diakui juga secara de jure karena secara de facto sudah diakui oleh UKKB lainnya. Untuk menambah wawasan baik secara organisatoris maupun secara religius UKKB UNAIR mengirimkan delegasinya untuk mengikuti PPD II yang diselenggrakan selama 4 hari oleh TPKB ITS di Vihara Mendut, Magelang, untuk acara yang serupa, kecuali untuk tahun 1999 absen karena semua mahasiswa baru harus mengikuti program dari fakultas masing-masing.
Selanjutnya tongkat kepemimpinan UKKB UNAIR dipercayakan kepada Oktaviani (IESP 96) pada tahun berikutnya. Dari hasil pendataan mahasiswa Buddhis yang dilakukan pada tahun 1997 didapatkan data 43 orang mahasiswa termasuk di dalamnya 3 orang mahasiswa program ekstension. Pada tahun 1997 TPKB ITS mengajak UKKB UNAIR untuk bekerja sama menyelenggrakan Seminar Sehari dengan tema “Pengendalian Pikiran Kunci Kehidupan Berkualitas” yang diselenggarakan di Perpustakaan ITS lantai II. Tawran tersebut diterima sebatas kemampuan SDM yang tersedia pada waktu itu.
Program utama preiode ini juga mengusahakan turunnya SK dari pihak rektorat yang belum turun pada masa kepemimpinan Susan karena terhambat faktor birokrasi yang terlalu panjang dan berliku, seperti dosen pembina harus dosen yang terdaftar sebagai dosen tetap di UNAIR. Pada masa kepemimpinan Susan (1996) UKKB menemukan dosen tetap UNAIR yang beragama Buddha yakni Dra. Lindawati Gani, Ak., M.Si. dari Fakultas Ekonomi, tetapi orangnya tidak bisa ditemui karena berada di Jakarta, kabarnya sedang menempuh pendidikan doktoral di Universitas Indonesia (belakangan diketahui dosen tersebut dikaryakan UI menjadi dosen disana). Karma baik membuat kepengurusan preiode ini berhasil meminta Pak Naya (dosen tetap dari FISIP yang beragama Hindu) dan Pak Aribowo (dosen tetap dari FISIP yang beragama Hindu) menjadi pembina transisi.
SK dari rektorat sebagai pengakuan secara de jure terhadap eksistensi UKKB turun pada masa kepemimpinan Arlene E.H. (Psikologi 97) ini yang datangnya tidak diduga-duga, baru diketahui sekitar bulan November 1999. Keputusan Rektor tersebut tertanggal 13 Mei 1999 dengan nomor 3388/J03/KM/1999. Dengan adanya SK dari rektorat tersebut maka UKKB harus lebih profesional dan bersungguh-sungguh dalam melakukan kegiatannya.
Kepemimpinan UKKB terus berganti seperti Maisy Jayasaputra (periode 2002/2003), Herlik Wibowo (periode 2003/2004), Asnita (2004/2005), Hengki(2005/2006), Hariono (periode 2006/2007), Yohanes (periode 2007/2008), Darwin (periode 2008), hingga sekarang Juliyanti (periode 2009).